Gus Miftah Dorong Islah Konflik Kelompok Habaib-Walisongo, Ingatkan soal Bhinneka Tunggal Ika

Gus Miftah
Sumber :

Konflik sosial tersebut semakin serius sejak KH. Imaduddin Utsman menerbitkan sebuah buku, yang menghipotesakan bahwa nasab Ba’lawi terputus dari Rasulullah saw. Hal ini mendeligitimasi identitas keagamaan kelompok Ba’alawi. 

Selain Tanam Pohon, Kapolda Riau Tekankan Personel Polres Inhil Jalankan Tupoksi secara Profesional

“Parahnya lagi, panggung akademik, seminar, bedah buku dan debat publik tidak menemukan jalan keluar. Kegagalan akademik memperkuat badai konflik yang sudah ada,” kata Gus Miftah

Gus Miftah mengatakan, untuk mengislahkan dan mendamaikan antara kubu Habaib dan PWI Laskar Sabilillah tidak mudah. Berbagai tantangan yang menjadi kayu tungkunya harus terlebih dahulu diatasi, seperti fanatisme, sektarianisme, pengkultusan berlebih, politisasi dan monetisasi, serta yang terutama adalah masalah kemiskinan. 

Prabowo Hapus Kuota Impor Pangan, Pengamat: Saatnya Mengakhiri Ekonomi Rente

“Alex P. Schmid (2013) mengatakan, moderasi harus dilakukan dengan cara melawan semua pandangan politik maupun agama yang ekstrim. Tantangan-tantangan tersebut dapat teratasi apabila berbagai hambatan yang menghalangi juga tuntas, seperti tantangan sosial, kultural, dan akademik,” kata Gus Miftah. 

Untuk mengatasi hal itu juga, sebenarnya Indonesia sudah memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang bermakna walaupun berbeda suku bangsa tetapi tetap satu.

Mantan Kadinkes Subang Dilaporkan ke Kejaksaan Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Ambulans

“Semua kubu dan kelompok sebenarnya sedang melupakan semboyan bangsa, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Kita boleh berbeda-beda latar suku, etnis, dan ras tetapi harus tetap satu jua,” kata Gus Miftah.

“Marilah kita jaga persatuan dan kesatuan ini dengan kembali menyambung silaturrahmi. Minal aidzin wal Faizin. Semoga kita kembali ke Fitri,” pungkasnya