Fakta-fakta Pendeta Gilbert Lumoindong Olok-olok Salat dan Zakat 2,5 Persen
- Tangkapan layar Youtube
Cerita Kita – Pendeta Gilbert Lumoindong menuai sorotan usai menyinggung soal ibadah salat dan zakat orang Islam dalam khotbah atau ceramahnya di gereja. Sontak khotbahnya yang dinilai mengolok-olok ibadah umat Islam itu viral di media sosial dan menuai kecaman.
Khotbah yang disampaikan pendeta Gilbert dianggap menyinggung perasaan umat Islam. Terlebih saat dia membanding-bandingnya cara ibadah umat Islam dan persentase zakat yang dikeluarkan umat Islam.
Meski pendeta Gilbert sudah meminta maaf atas khotbahnya yang viral itu, publik merasa guyonan dalam ceramahnya telah melanggar prinsip dasar keberagaman yang menyerukan harmoni dan toleransi antar umat.
Berikut beberapa fakta Pedeta Gilbert yang mengolok-olok ibadah umat Islam:
1. Sindir Salat Orang Islam dan Zakat 2,5 Persen
Potongan video ceramah Pendeta Gilbert Lumoindong dalam sebuah acara di gereja viral di media sosial pada Minggu, 14 April 2024. Dalam video berdurasi 59 detik yang beredar luas di dunia maya itu, Pendeta Gilbert membanding-bandingkan cara ibadah umat Islam dan Kristen.
"Kita orang Islam diajarin bersih sebelum sembahyang, cuci semuanya, saya bilang lu 2,5 (kewajiban zakat di Islam), gue 10 persen bukan berarti gue jorok, disucikan oleh darah Yesus," kata Gilbert disambut gelak tawa dan tepuk tangan jamaah yang hadir di acara tersebut dalam video viral yang diunggah akun @MataPali
Pendeta Gilbert membandingkan ibadah umat Kristiani lebih mudah dibanding Islam karena hanya seminggu sekali, dan tidak perlu ada ritual bersih-bersih anggota tubuh (red-wudhu) ataupun gerakan-gerakan yang membuat capek.
"Kita kan bayar 10 persen, makanya kebaktian kita tenang aja, paling berdiri, nyanyi, tepuk (tangan), ya santai, tapi kalau 2,5 setengah mati...(sambil menirukan gerakan salat), yang paling berat terakhir mesti lipat kaki, enggak semua orang bisa, aiaahh tapi ya udah lah 2,5" ujarnya
2. Pemohonan Maaf dan Autokritik
Menyadari videonya viral dan menuai kecaman banyak pihak, Pendeta Gilbert Lumoindong menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan dari pernyataannya itu.
"Pertama-tama, dengan segala kerendahan hati saya meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Saya tidak ada niat untuk mengolok-olok apalagi menghina. Sama sekali tidak ada," kata Pendeta Gilbert kepada wartawan di bilangan Jakarta Selatan, Senin, 15 April 2024.
Gilbert menekankan, pernyataan tersebut bukan disampaikan untuk publik luas, melainkan hanya untuk internal di kalangan jemaatnya saja.
"Tetapi karena jemaat kita ada dua, ada jemaat gereja, ada jemaat online. Jadi otomatis ada di YouTube kami. Itu jelas ada tulisan ibadah Minggu. Jadi itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum," paparnya.
Gilbert mengatakan, video tersebut sudah di-edit sehingga menimbulkan pemahaman yang keluar dari konteks atau pemahaman tidak lengkap. Menurutnya, tujuan dari pernyataan tersebut merupakan bagian dari auto ritik terkait ibadah di kalangan umat Kristen.
3. Temui Ketua DMI Jusuf Kalla
Pendeta Gilbert Lumoindong menyambangi kediaman mantan Wakil Presiden RI yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK), Selasa, 15 April 2024. Gilbert meminta maaf atas pernyataannya yang viral dan menyatakan tidak ada niat untuk menghina atau mengolok-olok umat Islam.
"Penjelasan itu bukan penjelasan yang lengkap," ujarnya dikutp VIVA
Pendeta Gilbert menjelaskan, ceramahnya terkait ibadah umat Islam sejatinya dimaksudkan sebagai kritik untuk jemaatnya. Justru, ibadah umat Islam -- yang mengharuskan salat lima kali dalam sehari lebih berat dibandingkan umat Kristen yang seminggu sekali.
"Kenapa setengah mati? Karena berat, sehari lima kali. Kita orang Kristen seminggu sekali, sudah itu seminggu sekalinya juga duduknya santai-santai. Kalau ini (muslim) ada gaya-gayanya, gerakannya yang tidak boleh salah. Bahkan, saya garis bawahi terakhir bahwa lipat kaki buat umat muslim biasa sekali sampai mungkin Pak JK yang usianya 82 tahun masih bisa lipat kaki gitu," ungkapnya.
Sementara terkait zakat 2,5 persen yang dilakukan umat Islam, Gilbert mengakui kesalahannya. "Setelah bicara dengan Pak JK, (JK menyatakan) oh salah Pak Pendeta. Itu cuma zakat, belum infaknya, belum sedekahnya, belum wakafnya, itu lebih berat lagi," ungkap Gilbert.
JK selaku ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) meminta semua pihak untuk menghargai satu sama lain. Meski sempat terkejut dan kecewa, JK mengajak semua pihak untuk memaafkan Pendeta Gilbert. "Karena sudah menjelaskan dan meminta maaf," terangnya
4. Klarifikasi ke MUI
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerima permohonan maaf dari Pendeta Gilbert Lumoindong usai vidio ceramahnya yang dianggap menyinggung perasaan umat Islam viral di media sosial.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menyatakan, kehadiran Pendeta Gilbert atas inisiatifnya sendiri dalam rangka klarifikasi dari isi khutbahnya yang viral di media sosial.
Dilansir laman MUI, Kiai Cholil menambahkan, Pendeta Gilbert menyadari bahwa MUI adalah rumah besar umat Islam sehingga, ia hadir untuk menceritakan kronologis dan isi lengkap dari khutbahnya yang viral itu.
"Ia menyatakan tak ada niatan untuk menghina ajaran Islam apalagi menciptakan perpecahan. Pendeta Gilbert datang ke MUI untuk meminta maaf kepada umat Islam dan umat beragama atas tindakannya yang kurang berkenan dan menyinggung perasaan umat Islam dan umat beragama," kata Kiai Cholil usai pertemuan dengan Pendeta Gilbert di kantor MUI, Jakarta, Selasa, 16 April 2024
Setelah mendengar penjelasan dari Pendeta Gilbert, Kiai Cholil menerangkan, pihaknya mengambil kesimpulan bahwa kegaduhan ini semakin meruncing akibat adanya khutbah yang dipenggal-penggal dalam edit-edit sehingga, makna penyampaian dapat berpotensi terjadinya kesalahpahaman di masyarakat.
"Kami sebagai umat beragama tentu menerima permohonan maafnya. Kami semua memaafkan seraya kami meminta agar kejadian ini menjadi pelajaran baginya dan bagi kita semua," ujarnya.
5. Dugaan Penistaan Agama
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan meminta Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengusut dugaan penistaan agama oleh Pendeta Gilbert Lumoindong dalam ceramahnya yang viral di media sosial.
Dia mengatakan pernyataan Pendeta Gilbert Lumoindong yang membanding-bandingkan cara beribadah umat Islam dengan umat Kristiani sangat tidak beretika. Pernyataan Gilbert membuat umat Muslim marah dan secara tidak langsung Gilbert telah merendahkan ajaran Islam.
"Gilbert silakan minta maaf dan menemui tokoh-tokoh agama seperti Jusuf Kalla dan MUI, tapi perbuatan Gilbert menurut kami tidak hanya sebatas minta maaf karena ceramahnya sudah menjurus kepada adanya dugaan perbuatan melanggar hukum," kata seperti dilansir Antara
Menurut dosen pascasarjana Universitas Bhayangkara Jakarta ini, pernyataan Gilbert dengan membuat guyonan dalam ceramahnya telah melanggar prinsip dasar keberagaman yang menyerukan harmoni dan toleransi antar umat.
"Pendeta Gilbert diduga telah melakukan penodaan terhadap agama. Perbuatan Gilbert bisa dijerat dengan pasal 156a KUHP dan undang undang PNPS no 1 tahun 1965 tentang penodaan agama. Tindakan penodaan agama jelas adalah masalah serius," kata pemerhati kepolisian ini.