Anak yang Sering Dipuji Akan Menjadi Sombong, Mitos atau Fakta ?

Anak Sombong
Sumber :
  • istockphoto.com

Cerita Kita –Memberikan pujian terhadap anak memang diperlukan untuk membangun kepercayaan diri seorang anak, menambah semangat serta  termotivasi untuk meraih prestasi. 

Unjuk Gigi di Piala Asia Qatar, Ini Sederet Fakta Timnas U-23 Besutan Shin Tae Yong

Tak jarang sering memuji terhadap hal-hal kecil yang dilakukan oleh sang anak. Namun ternyata tidak semua pujian yang diberikan berdampak bagus. Beberapa mitos mengatakan bahwa terlalu sering memuji anak akan membuatnya menjadi pribadi yang sombong, serta angkuh.

Hal ini berangkat dari Catherine Scott dalam buku "Learn to Teach: Teach to Learn" dan  Eddie Brummelman, peneliti dari Research Institue of Child Development and Education University of Amsterdam, Belanda menyebutkan, pujian yang tidak tepat dan berlebihan bisa menyebabkan anak menjadi sombong, terlalu fokus pada hak, dan suka menyalahkan orang lain saat mengalami kesulitan. 

Statistik 'Mengerikan' Timnas Indonesia U-23 Usai Singkirkan Korsel di Piala Asia

Namun sebenarnya sah-sah saja jika orangtua memberikan pujian  karna pujian tidak akan membuatnya besar kepala asal caranya tepat. Sebab pada dasarnya pribadi yang sombong itu merupakan orang yang haus akan pujian. Merasa harus menunjukkan kelebihan-kelebihannya agar mendapatkan lebih banyak compliment karena merasa dirinya kurang dipuji. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memberikan sebuah compliment atau pujian yang tujuannya membuat anak merasa dihargai tapi tidak membikin anak besar kepala

Satyalencana dari Jokowi untuk Gibran hingga Bobby Nasution

Anak Sombong

Photo :
  • https://www.superbookindonesia.com/

Pertama, Puji Usaha Anak, bukan Hasilnya saja. Dengan memuji usaha yang dilakukan anak, membuatnya merasa diperhatikan, dilihat, dan dihargai atas kerja kerasnya. 

Selain itu, kita juga perlu melibatkan diri untuk memperbaiki sesuatu yang menurut kita kurang bisa dikerjakan anak tanpa bersikap sarkasme. 

Anda juga bisa memuji hal-hal positif dari hobi anak kemudian arahkan agar lebih produktif. Ditambah memberikan Challenge kepada anak untuk melakukan tugas yang berhubungan antara hobi dan tugasnya. 

Saat memuji sertakan pengingat yang mampu memotivasi anak untuk berbuat lebih. Mereka akan menganggap semua kesulitan yang harus dihadapi sebagai tantangan yang harus ditaklukkan, bukan untuk dihindari, apalagi menyerah di tengah jalan.

Hal ini didukung oleh penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience tahun 2006, yang menyebut, anak yang memiliki motivasi tinggi, merupakan golongan anak yang mendapat pujian disertai dengan tantangan.

Mereka akan cenderung tumbuh dengan kemampuan baru. Hal ini berbeda dengan anak yang diberi pujian secara gratis, yang cenderung memiliki kepercayaan diri berlebih, dan mereka akan lebih cepat menyerah saat menghadapi permasalahan rumit.