Canangkan PSN PIK 2, Pemerintah Dinilai Tak Mungkin Ingin Rugikan Rakyat

Inisiator GNK, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid
Sumber :

Jakarta –Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai, program strategis nasional (PSN) merupakan sebuah kebaikan. Sebab, pemerintah pasti sudah mengukur dengan matang dengan tujuan kebaikan rakyat.

Akademisi Apresiasi Upaya Pemerintah Berikan Izin Tambang ke UMKM dan Koperasi

"Pemerintah tak mungkin mencanangkan PSN ini untuk merugikan rakyat. Karena pemerintah berkhidmat pada rakyat," ujarnya dalam sebuah podcast, dikutip Jumat, 21 Februari 2025.

Ilustrasi PIK 2

Photo :
  • -
Habib Syakur: Isu PIK 2 Jadi Alat Politik Kelompok Pendukung Khilafah untuk Menggoyang Pemerintah

PSN Pantai Indah Kapuk (PIK 2) misalnya, menurut Habib Syakur, merupakan sebuah kisah yang monumental. PSN itu memang harus ada keterlibatan dari pihak swasta sebagai mitra negara.

"PSN itu harus ada keterlibatan dari pihak swasta, nah swasta ini mitra negara pengusaha, kelompok usaha yang sudah teruji. Kesimpulannya, PSN itu dicanangkan pemerintah untuk rakyat, kira-kira demikian," imbuhnya.

Peneliti Sebut UU Minerba Bisa Perluas Lapangan Kerja dan Ekonomi Lebih Merata

Kemudian, Hutan Mangrove di kawasan tersebut memiliki kebaikan untuk kehidupan alam semesta, dan pemerintah mempercayakan kepada swasta PIK 2 untuk mengelolanya. Sehingga terjadi kemitraan strategis untuk saling membantu dan mendukung program tersebut.

"Nah, swasta sebagai pihak pelaksana pengembang proyek PSN PIK 2 itu. Kalau Hutan Mangrove ini didirikan, diprogram dengan rapi, kebaikan secara alamiah itu akan nyata," katanya.

Habib Syakur menambahkan, dengan melihat rencana kebaikan sejatinya perlu dibantu dan didukung oleh rakyat. Adapun kalau ada pihak-pihak yang menolak, ia menilainya sebagai kelompok iri hati karena tidak ingin menghendaki Indonesia utuh dan tidak menginginkan rakyat sejahtera.

"Kelompok yang memang tidak mendapat bagian dari pemerintah, partisipasi dengan pemerintah, nah ini kelompok terus merajalela," tuturnya.

Habib Syakur menyayangkan belum ada kelompok-kelompok yang memahami bagaimana cara berpendapat yang baik, utama dalam memahani kebaikan negara kepada rakyat. "Yang ada itu kelompok yang egois, kelompok yang mau menangnya sendiri, yang ingin menjadikan negara untuk dikuasai, merasa dirinya seorang tokoh," pungkasnya.