Makna Filosofis Kain Jarik Dalam Busana Adat Jawa - Cerita Kita

Kain Jarik
Sumber :
  • Pexels / Reynaldo Yodia

Jenisnya sendiri juga sangat beragam, mulai dari Sidomukti Magetan, Sidoasih, Truntum, Kawung, Parang, hingga Sidoluhur. 

Rayakan Ulang Tahun yang ke-8, MS Glow Ajak Para Mitra World Trip ke Spanyol

Berbicara soal kain jarik, ada beberapa pakem penggunaan jarik untuk pernikahan, jelang melahirkan, sampai upacara kematian.

Pada upacara pernikahan adat Jawa, dalam serangkainnya kain batik dipakai untuk prosesi siraman, midodareni, akad nikah, dan resepsi. 

Menhut: Indonesia dan Norwegia Sepakat Lanjutkan Kerja Sama FOLU Net Sink 2030

Sementara itu dalam upacara jelang kelahiran, salah satu adat dari Jawa adalah jika seseorang sudah di umur kehamilan tujuh bulan maka calon ibu harus berganti mengenakan enam kain batik dan satu kain lurik. 

Terakhir pada upacara kematian, motif jarik yang biasa digunakan adalah jenis slobok yang melambangkan duka cita. Dengan demikian harapannya arwah yang meninggal dapat diberikan kelonggaran dan dilapangkan kuburnya. 

Gelar Aksi, Massa FPN Desak Polisi Tangkap Provokator Faizal Assegaf

Cukup menarik bukan makna filosofis yang terkadung dalam kain jarik dalam busana adat Jawa. Semoga informasi diatas bisa menambah wawasan anda semua.