Makna Filosofis Kain Jarik Dalam Busana Adat Jawa - Cerita Kita

Kain Jarik
Sumber :
  • Pexels / Reynaldo Yodia

Jenisnya sendiri juga sangat beragam, mulai dari Sidomukti Magetan, Sidoasih, Truntum, Kawung, Parang, hingga Sidoluhur. 

Mahasiswa Kecewa atas Plesiran Pimpinan Kelompok Cipayung ke Luar Negeri

Berbicara soal kain jarik, ada beberapa pakem penggunaan jarik untuk pernikahan, jelang melahirkan, sampai upacara kematian.

Pada upacara pernikahan adat Jawa, dalam serangkainnya kain batik dipakai untuk prosesi siraman, midodareni, akad nikah, dan resepsi. 

Menhut Tegaskan Komitmen Pemerintah Dalam Pengelolaan Hutan Lestari-Kesejahteran Masyarakat

Sementara itu dalam upacara jelang kelahiran, salah satu adat dari Jawa adalah jika seseorang sudah di umur kehamilan tujuh bulan maka calon ibu harus berganti mengenakan enam kain batik dan satu kain lurik. 

Terakhir pada upacara kematian, motif jarik yang biasa digunakan adalah jenis slobok yang melambangkan duka cita. Dengan demikian harapannya arwah yang meninggal dapat diberikan kelonggaran dan dilapangkan kuburnya. 

Pengamat Puji Kejagung Bongkar Suap Hakim Tipikor: 'Wakil Tuhan' Korup Sangat Berbahaya

Cukup menarik bukan makna filosofis yang terkadung dalam kain jarik dalam busana adat Jawa. Semoga informasi diatas bisa menambah wawasan anda semua.