Mitos dan Fakta Tentang BPA dalam Galon Polikarbonat
Fakta: Beberapa studi menunjukkan kemungkinan hubungan antara BPA dan obesitas, tetapi hubungan ini kompleks dan masih diteliti. Banyak faktor lain, seperti pola makan dan aktivitas fisik, lebih dominan dalam penyebab obesitas.
Dokter spesialis anak, Diatrie Anindyajati menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada studi empiris satupun yang membuktikan bahwa mengonsumsi air dari galon PC bisa menyebabkan obesitas. Dia menegaskan bahwa kegemukan disebabkan karena asupan kalori berlebih.
Artinya, sambung dia, mengonsumsi air dalam galon guna ulang tidak berbahaya sama sekali alias aman karena sudah mendapatkan sertifikasi dari lembaga terkait, termasuk BPOM. "Kalau kita bicara obesitas itu kan surplus kalori, nah air kan nggak ada kalorinya, (berpikir) secara logika saja dulu," kata Diatrie.
Dari Fakta fakta diatas dapat disimpulkan bahwa belum ada bukti yang sangat kuat yang memperlihatkan hubungan antara berbagai penyakit dengan migrasi BPA pada kemasan galon air minum yang digunakan sehari hari. Penting untuk dicatat bahwa BPA yang masuk ke dalam tubuh akan melalui proses metabolisme, di mana tubuh akan memecah dan mengeluarkannya secara otomatis melalui urin.
Dokter Spesialis Gizi Klinis, Karin Wiradarma menjelaskan bahwa 90 persen BPA yang masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan oleh tubuh melalui urine dan feses. Sedangkan 10 persen sisanya masih sangat kecil dan jauh dari ambang batas aman untuk dapat mengganggu kesehatan.
Badan kesehatan, seperti FDA (Food and Drug Administration) dan WHO (World Health Organization), menetapkan ambang batas paparan BPA yang masih dalam batas aman. Penggunaan galon polikarbonat yang sesuai standar tidak menghasilkan paparan BPA yang melebihi batas ini, sehingga aman digunakan.
Pengamat Hukum Persaingan Usaha, Dr Ningrum Sirait mensinyalir, ramainya isu BPA belakangan dapat saja dipicu oleh adanya persaingan merebut pasar AMDK. Masyarakat diminta untuk aktif mencari informasi dan lebih cerdas dalam menyikapi isu tersebut.