Raih Elektabilitas Tertinggi, Tri Adhianto-Harris Bobihoe Berpeluang Menang di Pilkada Kota Bekasi
Kemudian, Uu Saeful Mikdar - Nurul Sumarheni mencatat tingkat popularitas 12,8% dan kesukaan 10,8%. Latar belakang pemilih di Kota Bekasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih calon wali kota/wakil wali kota karena alasan pengalaman di pemerintahan (28,2%), bebas dari korupsi (27,4%), peduli pada rakyat (21,9%), visi misi kandidat (8,8%), religius (4,4%), dan alasan lainnya (9,3%).
"Dalam hal kemantapan pilihan, survei menunjukkan bahwa 77,6% responden merasa mantap dengan pilihan mereka terhadap pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, sementara 22,4% menyatakan bahwa pilihan mereka masih mungkin berubah," kata Romero.
Sementara itu, pengamat politik dan intelijen Universitas Indonesia Muhammad Sutisna menyatKan, angka ini mencerminkan kekuatan dukungan terhadap pasangan tersebut di kalangan pemilih. Dukungan yang kuat ini menunjukkan bahwa mereka mungkin menjadi salah satu pasangan yang paling diperhitungkan dalam kontestasi Pilkada 2024.
Melihat hasil ini, penting untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pemilih, seperti rekam jejak pasangan calon, program kerja yang ditawarkan, serta pandangan masyarakat terhadap isu-isu yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan dukungan yang cukup signifikan, Tri Adhianto - Harris Bobihoe tidak hanya menunjukkan peluang besar untuk menang dalam Pilkada 2024, tetapi juga mencerminkan dinamika politik menarik di Kota Bekasi.
Menurutnya, masyarakat tampaknya memiliki harapan besar terhadap pasangan ini untuk membawa perubahan positif dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh kota tersebut.
"Seiring mendekatnya waktu pemilihan, dinamika ini tentu akan terus berkembang dan menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk pengamat politik, media, dan masyarakat umum," ujarnya.