Prabowo, Inspirasi Gandhi dan Spirit Swadesi

Presiden Prabowo dan PM India Narendra Modi
Sumber :

Di era sebelumnya, memang sama sekali tidak ada perlindungan atau proteksi dari pemerintah yang berkuasa terhadap industri nasional. Padahal, di dalam Pembukaan UUD 1945 diantaranya telah mengamanatkan salah satu tujuan membentuk pemerintah negara Indonesia, yaitu “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.

Presiden Prabowo Kenalkan Pengusaha Terkemuka Kalimantan Haji Isam ke Investor Jepang

Perwujudan amanat konstitusi tersebut di bidang ekonomi adalah kewajiban pemerintah untuk melindungi atau memproteksi industri nasional kita dari gempuran produk industri asing. Karena itu, karakter bangsa kita harus ditempa dan dibentuk kembali melalui tindakan dan perjuangan melalui kebijakan membangun kedaulatan industri nasional. 

Bangsa kita telah memulai, diinspirasi spirit swadesi Gandhi. Presiden Prabowo telah melangkah maju tahap demi tahap. Melalui kebijakan secara bertahap membangun dan melindungi industri nasional. Prabowo memulai dengan memotong rantai ketergantungan pada impor, yaitu dengan membatasi impor empat komoditi, beras, garam, jagung dan gula.

Mendagri Keberatan Ide Polri di Bawah Kemendagri

Presiden Prabowo juga melanjutkan untuk membangun Projek Strategis Nasional (PSN) food estate (lumbung pangan) yang dirintis di era Pemerintahan sebelumnya. PSN Food Estate ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan nasional, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan.

Bagi Presiden Prabowo, Trisakti yang dikobarkan Bung Karno hanya dapat diwujudkan dengan ditempa melalui kebijakan membangun kedaulatan dan swasembada pangan dan energi nasional. Jika kita mandiri secara ekonomi, pangan dan energi, maka secara otomatis akan membentuk karakter generasi bangsa kita yang tidak bermental bergantung menjadi kacung bangsa asing.

Prabowo Berpeluang Hattrick ‘King Maker’ di Pilgub Jakarta Jika RK-Suswono Menang

Dengan demikian, maka kedaulatan politik bangsa kita tidak gampang direcokin oleh kekuatan asing, baik yang datang dari unsur “state” maupun aktor “non state”. Kata Tan Malaka: Merdeka 100%.

Haris Rusly Moti, eksponen Gerakan Mahasiswa 1998, Yogyakarta.