Nelayan Sukawali tak Persoalkan Pagar Laut: Menjadi Budidaya Kerang Hingga Pagar Abrasi
Malahan keberadaan pagar laut tersebut dimanfaatkan nelayan Sukawali untuk mencari kerang hijau, kerang batik, cumi-cumi, rajungan, kepiting, yang banyak berada di sana. Terutama saat gelombang besar yang membuat mereka tidak bisa melaut.
“Kalau warga nelayan Sukawali sebenarnya (pagar) itu tidak mengganggu. Bahkan ada manfaat lain. Selain menahan abrasi juga bisa untuk sero ,” ungkap dia. Jika dulu ada penahan-penahan tersebut, lanjut Harjo, ada kemungkinan daratan tidak sampai tergerus hingga 600 meter dari garis pantai.
Ketua Nelayan asal Desa Sukawali, Wawan Setiawan, mengatakan, nelayan itu ada bermacam-macam. “Kan ada nelayan perahu gardan, perahu pancingan, apolo, nelayan jaring. Jadi ada macam-macam,” jelasnya.
Nelayan di Sukawali, menurut Wawan, adalah nelayan yang mencari ikan di tengah laut. “Jadi gak main di pinggir laut. Jadi saya rasa nelayan di Sukawali adanya pagar laut tidak merasa terganggu. Tidak ada yang kapalnya jebol karena ada bambu. Kalau yang terganggu itu tukang sodok yang nyari rebon yang di pinggir-pinggir. Itupun sebenarnya gak terlalu terganggu juga,” ungkap Wawan.
Nelayan lainnya Ferdi, mengaku, jika pada saat gelombang laut tinggi, keberadaan pagar laut yang dimanfaatkan untuk selo, cukup membantu dirinya. “Kalau angin-angin begini kan jarang ke laut. Di situ nyari kaco, kerang hijau juga bisa. Adanya bambu-bambu (pagar) itu sebenarnya gak masalah sih,” ungkap Ferdi