Perluas Diseminasi Informasi Publik di Wilayah Timur, Komdigi Rekrut Penyuluh Informasi Publik di Tanah Papua
Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital (KOMDIGI) kembali melanjutkan komitmennya dalam memperluas diseminasi informasi publik melalui Bimbingan Teknis Rekrutmen Khusus Penyuluh Informasi Publik (PIP) di wilayah Papua.
Bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Desa, program ini mendorong para PIP menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyampaikan informasi yang relevan bagi masyarakat.
Angki Kusuma Dewi, Ketua Tim Kelembagaan Komunikasi Pemerintah, menekankan pentingnya komitmen dan kedekatan PIP dengan kebutuhan lokal.
“Dari hasil penelitian kami terkait evaluasi program PIP di wilayah Indonesia Timur, keberadaan Bapak Ibu ternyata berdampak dan sangat efektif sebagai perpanjangan tangan pemerintah menyampaikan informasi publik kepada masyarakat, sehingga kami sengaja melakukan rekrutmen khusus kepada 30 orang dari tanah Papua. Atas dasar itu kami dari KOMDIGI berharap agar Bapak Ibu untuk berkomitmen pada program ini agar kebermanfaatan kebijakan prioritas Asta Cita bisa diketahui dan dirasakan manfaatnya” ujarnya.
Bimbingan Teknis Sarana Pelatihan dan Apresiasi PIP (SAPA PIP) Papua Muda Berdaya yang digelar secara luring di Jayapura pada 9–11 Juli 2025 dihadiri oleh 30 calon Penyuluh Informasi Publik (PIP) dari provinsi Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat Daya.
Tiga narasumber hadir dalam kegiatan ini. Angki Kusuma Dewi, Ketua Tim Kelembagaan Komunikasi Pemerintah KOMDIGI, membuka sesi dengan menegaskan pentingnya peran strategis PIP sebagai jembatan komunikasi pemerintah dan masyarakat. Pemaparan teknis dilanjutkan oleh Harry Yassir, PIC Kemitraan Lembaga Strategis KOMDIGI, yang menjelaskan pedoman kerja Penyuluh Informasi Publik (PIP).
Mochamad Ridha menyampaikan materi mengenai Sistem Informasi Penyuluh Informasi Publik (SI-PIP), sebuah sistem pelaporan digital yang digunakan oleh PIP untuk merencanakan, mencatat, dan melaporkan kegiatan penyuluhan secara tepat, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik.
Sebagai pemateri ketiga, Nurjana, Penyuluh Narkotika Ahli Muda BNN Provinsi Papua, menyampaikan bahwa penyalahgunaan narkotika, khususnya jenis ganja, merupakan permasalahan yang semakin mengkhawatirkan di wilayah Papua.
Ia menjelaskan bahwa perlu adanya edukasi yang masif terkait bahaya narkoba terutama kepada generasi muda Papua. Terlebih peredaran narkoba telah masuk ke berbagai wilayah di pulau Papua baik melalui jalur udara, laut maupun darat.
"Generasi muda kita perlu dijaga dari bahaya narkotika. Sakit karena narkotika itu tidak bisa sembuh, hanya bisa pulih meskipun sudah direhabilitasi. Kami berharap Bapak Ibu menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi tentang pemakaian dan pencegahan peredaran gelap narkoba. Ciptakan kegiatan-kegiatan positif, berikan pelatihan, dan yang paling penting, Bapak Ibu harus terlibat dalam menyampaikan informasi terkait penyalahgunaan narkotika," ujarnya.