Kapolri Tegaskan Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi dengan NU untuk Jaga Keamanan Nasional

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo*
Sumber :

Jakarta –Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa Indonesia masih berada diperingkat 31 dari 163 negara yang masih terindikasi adanya aksi terorisme menurut Global Terrorism Index (GTI).

Kornas Kawan Indonesia Pertanyakan Motif Penghapusan Kewenangan TNI dalam Pemberantasan Narkotika

 

Namun saat ini terjadi peningkatan pada peringkat tersebut, setelah sebelumnya berada diposisi 24. Hal itu juga dibuktikan dengan menurunnya ancaman dan serangan terorisme saat ini.

Menhut Gelar Apel Siaga Karhutla di Kalteng, Cek Kesiapan Pencegahan

Kapolri Listyo Sigit juga mengucap terimakasih kepada Nahdlatul Ulama yang selalu siap siaga membantu polri dalam memberantas terorisme di Indonesia.

Dalam hal ini NU juga mendukung langkah Polri yang menjaga empat pilar bangsa, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-Undang Dasar 1945.

Kasus Dugaan Penipuan Proyek Tambang Senilai Rp 80 Miliar, Korban Minta Kapolri Turun Tangan

"Terima kasih, NU menjadi yang paling depan dalam hal ini. Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah empat pilar konsensus yang harus dijaga sampai kapan pun. Ini harus kita jaga, kita perjuangkan sampai kapan pun karena ini pilar," kata Kapolri Listyo Sigit.

Listyo juga menyampaikan bahwa NU dan Polri bisa bekerja sama di seluruh tingkatan kepengurusan. Sebab, NU memiliki sumber daya dan kepengurusan hingga tingkat desa.

"Ini tentunya akan sangat baik jika kolaborasi ini bisa sampai seluruh elemen bangsa, kementerian dan lembaga, termasuk Polri," ujarnya.

Menurutnya, kolaborasi ini dapat dilakukan dalam berbagai hal. Salahsatunya, Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

"Harapan kami, NU terus bisa bersatu bersama dengan seluruh elemen khususnya Polri untuk bergandengan tangan, saling menguatkan untuk mewujudkan Indonesia maslahat, bangsa yang kuat, terhormat, dan sejahtera, bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun Ghafur," ujarnya*